Seekor tikus sedang berlari menghindari penglihatan manusia. Tikus itu berlari kedalam sebuah terowongan air kecil yang sudah sangat dikenalnya. Si tikus terus berada disana, bersembunyi. Tikus memang dikenal sebagai binatang yang pintar bersembunyi, bahkan di tempat yang ramai sekalipun. Tikus ini sangat lihai dalam menyembunyikan dirinya. Ilustrasi tentang tikus diatas hanyalah sebagian kecil dari berbagai ilustrasi yang dapat kita tampilkan dari realita hidup saat ini. Sebuah ilustrasi yang secara tidak langsung menyampaikan sebuah informasi, ide, karakter atau bahkan sifat seseorang berdasarkan simbolisasi yang diberikan.
Dalam sebuah bedah film yang diselanggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Sastra Indonesia (IMSI) pada Senin (17/10/11), dengan judul film ‘Alangkah lucunya Negeri ini’ karya Dedi Mizwar, saya melihat ada begitu banyak simbolisasi yang menarik perhatian saya. Salah satunya adalah karakter pemeran calon anggota dewan dari sebuah partai politik dengan nama Partai Asam Lambung, nomor urut 212. Dimana ditampilkan secara berulang, setiap karakter ini muncul dalam adegan bertamu ke rumah gadis idamannya, setiap kali pula dia memamerkan Laptopnya dengan screen saver gambar ikan yang berenang. Hal lainnya yang saya tertarik adalah dalam adegan berikutnya, dia tidak lagi memamerkan screen saver-nya, melainkan sebuah permainan komputer, Pacman.
Dengan keyakinan bahwa, setiap potongan adegan yang diambil tidaklah diambil begitu saja. Melainkan ada pesan, ada makna yang ingin disampaikan oleh sang sutradara. Bertolak dari penjelasan diatas, setidaknya kita mempunyai tiga simbolisasi yang dapat kita identifikasi, yakni; partai politik dengan nama Parta Asam Lambung dan nomor urut 212, Laptop dengan screen saver ikan yang berenang, serta ada apa dengan permainan Pacman dan mengapa bukan permainan komputer yang lain.
Partai Asam Lambung No. Urut 212
Sangatlah menarik sang sutradara menempatkan tokoh dengan peran sebagai calon anggota dewan. Tak bisa kita pungkiri bahwa, pada pemilihan anggota dewan beberapa tahun lalu menyebabkan begitu banyak orang yang mendaftarkan dirinya sebagai anggota dewan. Baik itu melalui partai politik ataupun dari jalur independen. Mereka semua berlomba-lomba untuk dapat menjadi bagian dari ‘pewakil rakyat’. Tak sedikit dari mereka rela meninggalkan pekerjaan utama mereka sebelumnya, baik itu sebagai pedagang, hakim, jaksa, guru, dosen dan sebagainya.
Mereka semua tampak sangat antusias. Ya, tentu saja karena asumsi mereka bahwa dengan menjadi anggota dewan mereka tak perlu susah-payah bekerja, karena anggota dewan gaji serta tunjangannya besar. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuannya mereka menggunakan berbagai cara. Kalau perlu mereka akan habis-habisan. Akibatnya, kalau mereka gagal dalam pemilihan, tak sedikit dari mereka yang akhirnya depresi, gila, kemudian menjadi bagian dari rumah sakit jiwa. Tentu kita masih ingat tokoh pendekar Wiro Sableng dengan senjata kapaknya yang bertuliskan ‘212’. Itulah akibatnya jika ‘asam lambung’ atau urusan perut sebagai alasan utama digunakan secara tidak benar yang menyebabkan kita bisa jadi pengikut Wiro Sableng.
Laptop dengan Screen Saver Ikan yang berenang
Laptop merupakan media informasi serta teknologi yang keberadaannya saat sangat mudah kita temui. Ibaratnya, meskipun kita bisa melihat dunia melalui laptop tersebut, namun kita tetaplah terbatasi oleh lebarnya layar laptop. Nah, seperti itu pulalah ilustrasi yang digambarkan oleh Dedi Mizwar dalam film ini. Bagaimanapun canggihnya aturan-aturan yang dihasilkan oleh para anggota dewan, jika mereka tidak menyaksikan langsung dampak dari aturan-aturan itu di masyarakat, tak ubahnya mereka hanyalah penonton didepan laptop canggihnya yang mencoba menyaksikan dunia namun tak memberikan faedah bagi masyarakat luas.
Simbol ikan koruptor |
Simbol ikan disini juga sebagai kritik sosial terhadap anggota dewan yang dengan gampangnya menyalahi aturan dan norma hukum, namun begitu sulitnya diberi hukuman. Mereka tetap mampu berkelit, memberikan alasan, dan tak jarang saling menjatuhkan jika merasa terpojokkan. Mereka gesit, licin, saling sikut, saling menjatuhkan antar sesama bahkan meskipun sudah dihimpun dalam satu wadah. Sesuai dengan karakter ikan yang dikelompokkan dalam satu akuarium.
Permainan Pacman
Apa yang membuat permainan Pacman sangat digemari pada awal kemunculannya dan bahkan juga dewasa ini? Itu karena permainan acman sangat mudah dimainkan, bahkan oleh orang yang sangat bodoh sekalipun. Pacman, dengan ikon kepala berbentuk bulat dengan mulut tanpa badan. Aturan main dalam pacman hanya ada dua, makan dan terus makan serta jangan sampai tertangkap, sangat sederhana bukan? Hal ini pula yang bisa kita katakan simbolisasi akan ketidakbecusan anggota dewan. Mereka hanya makan dan terus makan uang rakyat tanpa hasil yang dirasakan langsung oleh rakyat kecil. Bahkan, mereka pun sangat lihai dalam menghindari hukum.
Nah, seperti itulah sedikit dari sekian banyak simbolisasi yang terdapat dalam film “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. Tentu saja, kita harap “ikan-ikan” yang sekarang menjadi wakil “ikan-ikan” yang lainnya dapat menjalankan tugasnya dengan lebih penuh tanggung jawab serta berdedikasi penuh pada orang-orang yang diwakilinya, yakni rakyat kecil. Wassalam.
***
kurang bos ... kayaknya ada yg hilang di pembahasan ini :D
BalasHapusmasak kayak menerjemahkan 212 itu sebatas silbol wirosambelng,sy juga bingung dengan teks ini ::
"Simbol ikan disini juga sebagai kritik sosial terhadap anggota dewan yang dengan gampangnya menyalahi aturan dan norma hukum, namun begitu sulitnya diberi hukuman. Mereka tetap mampu berkelit, memberikan alasan, dan tak jarang saling menjatuhkan jika merasa terpojokkan. Mereka gesit, licin, saling sikut, saling menjatuhkan antar sesama bahkan meskipun sudah dihimpun dalam satu wadah. Sesuai dengan karakter ikan yang dikelompokkan dalam satu akuarium."
kenapa bisa menerjemahkan ikan seperti itu??? adakah dasrnya menerjemahkan ikan sebagai simbol kritis sosial aggota dewan yang bla bla bla ???
pgian mananya ikan yg menyimbolkan itu? apa ikannya mentong, warna ikannya, hidupnya di dalam laut, fungsi ikannya (sebagai hiburan krna cantiki apanya)
hehehe, selamat berjuang menganalisa.
maju terus film bufs indonesia !!
hehe, iya makasih mas. mengapa saya simbolkan koruptor bagaikan ikan dikarenakan karena ikan itu kalau dalam satu akuarium dan diberi makan, maka mereka pun akan saling sikut, tendang kiri tendang kanan (ibaratnya jika ikannya punya kaki, hehe). begitu juga dengan anggota dewan yang gelap mata karena berada pada "gudangnya uang", maka mereka pun (meski tidak semua) akan gelap mata....
Hapus