A. Pendahuluan
Kata iklan didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai berita pesanan untuk mendorong, membujuk kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan; iklan dapat pula berarti pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang didalam media massa seperti surat kabar dan majalah (KBBI:322)
Sebuah iklan merupakan alat komunikasi untuk mempromosikan sebuah produk ke khalayak masyarakat dengan tujuan mengikat calon pembeli untuk jangka panjang. Hal ini sering kita jumpai di setiap persimpangan jalan, baik itu berupa baligho, spanduk, umbul-umbul, dan sebagainya yang biasanya berupa teks dan juga gambar.
Salah satu produk yang menggunakan cara diatas adalah iklan dari produk rokok Star Mild dengan slogan iklan terbarunya “Seeing is believing”. Tentu saja banyak orang akan bertanya-tanya tentang arti kata-kata dari iklan tersebut. Setiap orang akan memiliki jawaban yang berbeda dan tidak jarang mengakui bahwa jawabannya-lah yang paling benar.
Dalam hal, penulis mencoba menggunakan asumsi tersebut diatas dalam rangka menganalisis makna kata-kata dalam iklan Star Mild tersebut. Penulis merupakan salah satu mahasiswa perguruan tinggi negeri yang ada di Makassar dan mengambil Sastra Inggris sebagai Program Study. Dalam hal penulis menganalisis iklan ini, penulis menggunakan analisi semiotik serta hubungan-hubungan dengan realita.
Sengaja penulis memilih iklan rokok Star Mild karena iklan tersebut lebih banyak menggunakan kata-kata dalam bahasa inggris, berbeda dengan iklan rokok sejenis pada umumnya yang juga beredar di Indonesia.
Iklan Star Mild |
B. ANALISIS SEMIOTIKA IKLAN ROKOK STAR MILD
Penampilan sebuah iklan rokok ditengah-tengah masyarkat sungguh menarik untuk kita simak. Penampilan ini bisa kita anggap berhasil menarik perhatian orang banyak. Bukan hanya dari segi keberaniannya dalam mengkampanyekan rokok sebagai komuditi “pembunuh massal” agar disukai oleh masyarakat, tapi juga dari segi bahasa yang menarik perhatian semua kalangan. Salah satu iklan rokok tersebut adalah iklan rokok Star Mild.
Dalam menganalisa iklan ini, penulis menggunakan tiga (3) metode pendekatan, yakni pendekatan Metasemantik, Referential, serta Non-Referential Approach. Ketiga pendekatan tersebut digunakan dalam membedah makna yang berada di belakang kata “Seeing is Believing”
1. Metasemantik
Istilah Metasemantik merupakan istilah terhadap penggunaan bahasa atau model bahasa yang khusus digunakan dalam ilmu semantik, atau ilmu tentang makna. Bahasa yang dimaksud adalah penggunaan bahasa inggris dalam iklan Star Mild “Seeing is Believing”
Kata-kata dalam iklan tersebut terdiri dari 2 kata benda (Noun), “Seeing” and “Believing”, serta 1 kata kerja Auxiliary (Auxiliary Verb) yakni “is”. Dalam iklan ini, terjadi proses paralesasi dimana dengan penggunaan Verb “is” mengungkapkan “seeing=believing”.
“seeing” atau dalam bahasa Indonesia “melihat”, merupakan sebuah proses indrawi yang melibatkan indra penglihatan dalam melihat sesuatu. “Believing” adalah proses ragawi yang melibatkan; dalam hal ini hati atau perasaan dalam memaknai suatu hal. Sehingga interpretasi dalam iklan ini, jika kita dapat melihat sesuatu dengan jelas dihadapan kita, atau sesuatu terjadi di hadapan kita, barulah kita bisa percaya bahwa hal tersebut betul-betul terjadi.
2. Referential Approach
Referential approach mengasumsikan bahwa dengan melihat secara visual dari sebuah teks iklan, kita langsung mengetahui bahwa iklan tersebut merupakan iklan rokok. Dengn kata lain, kata-kata dalam iklan tersebut mempengaruhi pembaca atau konsumen untuk membeli serta untuk merokok, rokok yang dimaksud tentu saja yang ada dalam iklan.
“Seeing is Believing” mengajak pembaca untuk memasuki dunia yang lebih rasional, dengan menggunakan kata “believing”. Pembaca atau dalam hal ini konsumen rokok di ingatkan agar lebih selektif dalam memilih rokok, dan Star Mild menawarkan produknya dengan menggunakan iklan tersebut sebagai media persuasif kepada konsumen agar memilih sesuatu yang lebih rasional, yaitu rokok Star Mild.
3. Non-Referential Approach
Sebuah materi iklan kadang kala mengandung hal yang tidak berhubungan langsung dengan produk yang dipasarkan, yang membuat komunikan bertanya-tanya, apa maksud dari iklan tersebut. Dalam hal ini pendekatan Non-referntial digunakan dalam menganalisis makna tersembunyi dari sebuah iklan.
Iklan ini tidak hanya hadir dengan nilai guna sebagai iklan saja, melainkan iklan ini juga menghadirkan sebuah perspektif, fragmen-fragmen, dari suara-suara, dari teks-teks lain, serta kode-kode yang lain.
Teks iklan Star Mild: “Seeing is Believing” dapat dibaca sebagai sebuah sindiran yang sangat berani pada proses hukum di negara ini. Hal ini dapat kita lihat dari proses hukum di Indonesia yang begitu longgar kepada kaum elite serta kaum Borjuis. Dimana dengan dalih belum ada bukti yang kuat, seorang koruptor yang begitu jelas menggelapkan uang negara, masih saja bebas berkeliaran bahkan memiliki ruang yang lebih banyak dalam menjalankan aktifitasnya. Sangat kontras apabila yang bersalah tersebut adalah orang yang tak memiliki kekuasaan, mengambil pepaya milik tetangga 1 biji karena lapar bisa sipenjara 3 tahun.
Sungguh sebuah keadaan yang begitu ironis, membuat kita miris akan kondisi yang membuat menangis. Iklan ini sebagai satir yang menampilkan situasi kebangsaan yang terjadi.
C. KESIMPULAN
Tanda atau simbol linguistik yang ada dalam sebuah wacana baik dalam bentuk teks, maupun iklan dapat dilakukan pembongkaran terhadap makna yang dikandungnya melalui berbagai analisis, diantaranya analisis semiotika, analisis wacana maupun analisis lainnya. Pada prinsipnya, analisis-analisis tersebut sebaiknya dilakukan dalam penguungkapan makna simbol, apalagi simbol yang digunakan oleh iklan sebagai salah satu media komunikasi yang melibatkan pengekploitasian tanda demi kepentingan seseorang atau sekelompok, atau hanya sekedar ungkapan suatu situasi atau kondisi yang pada umumnya hangat dibicarakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar