Kampus merupakan sebuah prototipe sebuah lingkungan masyarakat yang lebih besar. Sebuah masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang. Masyarakat kampus yang kemudian disatukan dalam satu universitas kemudian dibagi lagi kedalam berbagai fakultas yang ada, dan didalam fakultas tersebut dibagi lagi kedalam berbagai jurusan berdasarkan pilihan masing-masing mahasiswa sebagai warga masyarakat kampus.
Sangatlah bisa dipahami dalam keanekaragaman mahasiswa dari latar belakang tersebut terjadi konflik-konflik yang berkembang. Latar belakang yang dimaksudkan adalah kondisi eksternal yang bisa memicu terjadinya konflik dalam masyarakat, yaitu SARA. Namun, jika dalam konteks masyarakat kampus penyebab konflik ini bisa saja masalah SARAF. Mengingat permasalahan yang terjadi setiap terjadinya konflik (baca: tawuran) disetiap kampus atau universitas akan berbeda penyebabnya. SARAF merupakan singkatan dari suku, agama, ras dan antar fakultas.
Pasukan garis depan, MABA! |
Si gondrong di depan |
Terdapat pola-pola tersendiri yang menjadi ciri setiap konflik yang terjadi dalam sebuah institusi pendidikan tinggi. Walaupun pola ini tidak terjadi secara beraturan. Dalam konflik yang terjadi karena masalah suku misalnya, hal yang melatarbelakangi pada awalnya hanya konflik antar individu, yang kemudian meluas menjadi konflik antar suku atau antar daerah. Hal ini sangat serng terjadi mengingat bahwa disekitar wilayah kampus tersebar sekretariat-sekretariat yang mewadahi setiap mahasiswa dari daerah masing-masing atau dikenal dengan nama ORGANDA. Sehingga konflik ini biasanya terjadi diluar lingkungan kampus.