Selasa, November 15, 2011

Batu Festival di Unhas: Sebuah solusi (?)


Sebuah bentrokan yang terjadi dalam sebuah masyarakat bukanlah terjadi tanpa alasan. Termasuk bentokan antar mahasiswa yang baru-baru saja terjadi di Universitas Hasanuddin. Entah itu karena alasan ketersinggngan antar mahasiswa baru dari dua kubu yang sedang bertikai atau peristiwa masa lalu yang sudah mengakar tumbuh kembali menyulut pertikaian. Dan hanya diperlukan sedikit percikan api masalah untuk memicunya kembali karena pada dasarnya mereka sudah saling membenci.
 Adalah sebuah rahasia umum bahwa setiap tahun selalu terjadi bentrokan antar mahasiswa di kampus tersebut. Entah itu fakultas Teknik melawan salah satu fakultas lainnya di Unhas, ataupun Teknik melawan “koalisi” fakultas yang diserangnya.
Selalu tidak bisa disimpulkan bahwa siapa yang memulai bentrokan tersebut, tahu-tahu bentrokan sudah terjadi didepan mata. Sebagai salah satu bagian dari kelompok mahasiswa yang bertikai, mahasiswa yang merasa terpanggil  kemudian bersatu untuk melakukan penyerangan. Sehingga bentrokan yang terjadi bagaikan sebuah festival yang menjadi tontonan banyak mahasiswa lainnya yang tidak melibatkan diri secara langsung, namun mengutuk dalam hati.
Lebih lanjut, saya akan menyebutnya sebagai “Festival Tahunan Unhas” supaya lebih terdengar positif. Namun, berbeda dengan festival serupa yang dilakukan diberbagai belahan dunia festival tahunan unhas ini menggunakan batu sebagai medianya. Ketika orang-orang dibelahan dunia lain menggunakan festival semacam ini untuk bersenang-senang, misalnya festival melempar tomat yang diadakan di spanyol atau festival Holi di India, kegiatan seperti ini dilakukan untuk bersenang-senang. Berbeda sekali dengan festival yang baru-baru ini terjadi di unhas, dimana melempar batu tujuannya untuk melukai sesame insan akademika.
lautan tomat

terjatuh dengan senyum

bersenang-senang

perlengkapan untuk Batu Festival unhas

terjatuh dan pastinya terluka

bahkan satpam-pun turun tangan

lihat senyumnya, beda dengan festival batu unhas!

tersenyum!!

bahkan anak-anak pun ikut, tapi jangan di festival batu unhas!

 Sehingga jika memungkinkan untuk memberikan sebuah solusi mesipun solusi ini kelihatan konyol, namun semoga dapat memberikan sebuah inspirasi untuk unhas yang lebih damai. Jika sebuah festival membutuhkan tempat yang luas, maka lapangan sepak bola unhas dapat digunakan sebagai medianya. Adapun yang dilemparkan jangan lagi batu, karena jujur saja pasokan batu untuk tawuran setiap tahun semakin berkurang. Jadi sebagai saran, gunakan saja air berwarna yang dibungkus dengan plastik sehingga tidak akan melukai orang yang dikenainya.
Jika pihak rektorat berkenan, festival ini dapat dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan Dies Natalis Unhas yang diperingati setiap tahunnya. Peserta festival dapat diambil dari mahasiswa baru tiap fakultas, selain untuk mengakrabkan mahasiswa baru dari tiap fakultas yang berbeda, juga untuk mengurangi citra unhas yang terlanjur buruk atas kejadian ini tiap tahunnya.